Peran Teman dalam Kehidupan Remaja
Anak-anak secara natural atau
secara alamiah memang membutuhkan teman. Pada masa kecil teman itu lebih
berfungsi sebagai teman main, mereka sebetulnya jarang berdialog atau
berinteraksi secara rasional. Namun begitu dia beranjak dewasa mulailah
teman berganti peran atau dengan kata lain mulailah teman-teman itu
mempunyai suatu misi khusus dalam pertumbuhan remaja.
Sekurang-kurangnya ada 3 peranan yang penting sekali,
yang dimainkan oleh teman dalam kehidupan remaja, terutama dalam hal
pembentukan jati dirinya:
- Teman berfungsi sebagai pembanding, artinya dengan adanya teman si anak remaja itu mulai membandingkan diri dengan sesamanya.
- Teman berfungsi sebagai pemantul atau reflektor, yang merefleksikan siapa diri kita. Kalau kita hidup sendiri, dinding di sekitar kita tidak bisa merefleksikan siapa kita. Tapi teman-teman bisa merefleksikan atau memberi cerminan siapa kita. Yang paling penting adalah anak remaja ini memproses semua masukan itu untuk menciptakan pendapatnya sendiri tentang siapa dirinya. Dan komentar-komentar yang ia perlukan itu hanya bisa diperoleh kalau dia bergaul dengan teman-temannya. Di sinilah teman-teman bersumbangsih besar dalam memberikan dia pantulan atau cerminan yang memang dia butuhkan. Remaja itu memang sudah memiliki suatu konsep diri tentang siapa dia dan tidak lagi mendengarkan masukan dari orang lain, sikap ini bisa positif dan juga negatif. Positif dalam arti, dia tidak mudah diombang-ambingkan, dia sudah mempunyai gambaran yang jelas. Negatif dalam arti, kalau dia menutup diri terus-menerus itu tidak baik.
- Teman berfungsi sebagai penguji. Penguji artinya, teman-teman ini akan memberikan tantangan pada si remaja.
Peran teman sebagai pembanding, reflektor, dan
penguji juga harus didapatkan oleh si remaja di tengah-tengah keluarga.
Keluarga adalah titik atau 'basis' pertama dimana dia mendapatkan
ketiga hal itu.
Salah satu pedoman untuk berteman yang bisa digunakan khususnya oleh para remaja: I Korintus 15:33,
"Pergaulan yang buruk (atau sebetulnya bisa juga diterjemahkan
teman-teman yang buruk) merusakkan kebiasaan yang baik." Kata kebiasaan
sebetulnya berasal dari kata karakter, jadi kalau saya terjemahkan
bebas: "teman-teman yang buruk merusakkan karakter yang baik." Jadi
teman bisa buruk bisa baik, Tuhan meminta kita memilih dengan tepat.
Kriterianya, bukan teman itu baik kepada saya atau tidak, tapi dia itu
orang yang secara keseluruhan baik atau tidak menurut standar Tuhan.
Pengertian ini harus dimiliki oleh anak remaja, sehingga dia bisa
menilai orang dengan tepat.
0 comments:
Post a Comment