Do’a di atas kubur
Bila nanti aku tiada
Baringkanlah aku di malam sepi
Di mana bulan bintang bertebaran
Laksana hamparan sejadah intan.
Biarkan dia menjadi selimut kalbu yang dirindukan kekasihnya.
Harum mawar masih basah
Tak perlu kau tuliskan nama di nisan dingin,
Sebab apalah aku hidup terasing.
Namun ceritakan pada anak dan cucu angin pernah ada yang mencintaimu.
Seorang penyamun yang telah tiada namun kasihnya masih tersisa hingga dia terkapar di pembaringan akhir.
Bukan seorang yang gagah,
Yang melimpahkan permata dan keangungan mulia.
Tapi sang pemilik hati suci
Ketulusan dan peramu segala rindu untukmu.
Dimana Tuhan menemukan asmara ketika terpasung mimpi sunyi.
Kecuplah keningku sebelum bumi memeluk tubuh ini.
Keringkan tangis agar aku bisa tersenyum tanpamu.
Bila rindu menghunus jiwa-jiwa kita,
Puisikanlah doa-doa saktimu
Dan baringkan di kuburku agar aku pun mengerti isyarat hati.
Kita bisa bercerita banyak
Melihat anak-anak berlarian kecil di pekarangan rumah meski dari ujung pandangan di balik kabut.
Aku pun ingin memeluk mereka.
Maaf,
Ku harus pulang lebih awal
Home» Cerpen Isi Hati» cerpen remaja islam» puisi» puisi isi hati» puisi islam» puisi kehidupan» Puisi Remaja» puisi renungan» Do’a di atas kubur
0 comments:
Post a Comment