1. Ikhlas
(murni) untuk Allah SWT dalam segala ibadah yang kita lakukan.
Ikhlas untuk Allah SWT adalah ruh segala ketaatan, kunci agar segala
kebaikan diterima di sisi-Nya serta pintu bagi pertolongan dan taufiq Tuhan
semesta alam. Sesuai dengan kadar niat, keikhlasan dan kesungguhan terhadap
Allah SWT dan dalam mengingatkan berbagai kebaikan, sesuai kadar itu pula
pertolongan Allah SWT datang kepada seorang hambanya yang beriman. Ibnu
al-Qayyim berkata: “Sesuai dengan kadar niat seorang hamba, obsesi, kehendak
dan keinginannya dalam hal itu, seperti itu pula taufiq Allah SWT dan
pertolongan-Nya”.
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ
لَهُ الدِّينَ
“Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus”. [Q.S. Al-Bayyinah (98): 5].
{(Puasa + Ikhlas untuk Allah) = semangat dan motivasi
tinggi}
2. Mengetahui
bahwa nabi Muhammad SAW setiap menjelang kedatangan bulan Ramadhan selalu
memberi berita gembira kepada para sahabatnya.
“Telah
datang kepada kalian bulan Ramadhan, Allah telah wajibkan atas kalian
puasa di siang harinya” (H.R. Ahmad).
3. Merasakan
pahala yang agung yang telah Allah SWT siapkan untuk orang-orang yang berpuasa.
Diantaranya adalah:
a. Bahwa pahala orang yang
berpuasa sangatlah besat, saking besarnya, tidak ada siapa pun yang
mengetahuinya selain Allah SWT.
b. Siapa yang berpuasa satu
hari fi sabilillah, maka ia akan dijauhkan dari neraka sejauh 70 tahun.
c. Puasa akan memberi syafaat
kepada yang melakukannya sehingga ia akan memasukkannya ke dalam surga.
d. Di dalam surga ada satu
pintu yang bernama Al-Rayyan, pintu ini hanya dimasuki oleh orang-orang yang
berpuasa.
e. Puasa Ramadhan menghapus
dosa-dosa yang telah berlalu.
f. Pada bulan Ramadhan
pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan
dibelenggu.
g. Doa orang yang berpuasa
bulan Ramadhan dikabulkan Allah SWT.
4. Mengetahui
bahwa di antara petunjuk Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-
memperbanyak berbagai bentuk ibadah.
Allah SWT
berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيرًا
Sungguh telah
ada pada diri Rasulullah teladan yang baik. [Q.S. Al-Ahzab () : 21].
5. Memahami
dengan baik keberkahan-keberkahan yang ada di bulan Ramadhan.
- Keberkahan cita rasa keimanan. Hal ini bisa kita saksikan betapa pada bulan ini seorang mukmin terlihat sangat kuat keimanannya, hatinya hidup, selalu tafakkur, dan cepat ingat dan sadar. Hal ini tentunya merupakan bagian dari pemberian Allah SWT yang dilimpahkan kepada para hamba-Nya. Jika kita merasakan adanya keberkahan ini tentulah kita akan termotivasi dan tergugah semangat kita untuk beribadah.
- Keberkahan kekuatan fisik. Saat seseorang berpuasa, walaupun ia tidak makan dan minum, namun sebenarnya kekuatan fisiknya sedang bertambah, sehingga akan terasa ringan baginya untuk menjalankan berbagai ibadah, baik berupa shalat, dzikir, membaca Al-Qur'an, tarawih dan sebagainya.
- Kerbakahan waktu. Saat kita berada di bulan Ramadhan, dalam satu hari satu malam kita mampu melakukan berbagai ibadah yang jika diukur secara kuantitatif mungkin sesuatu yang baru bisa kita lakukan dalam beberapa hari di luar Ramadhan. Hal ini adalah tanda keberkahan waktu yang Allah SWT berikan kepada par ahamba-Nya di bulan Ramadhan. Jika kita menyadari hal ini pastilah akan termotivasi untuk memperbanyak amal ibadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.
6. Memahami
karakteristik-karakteristik Ramadhan, diantaranya adalah:
a. Bau tidak sedap yang keluar dari mulut orang yang berpuasa di sisi Allah
SWT adalah lebih baik dari pada minyak misik.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- dari nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, dan sungguh, bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT lebih wangi dari pada parfum misik (H.R. Bukhari).
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- dari nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, dan sungguh, bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT lebih wangi dari pada parfum misik (H.R. Bukhari).
Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata: “Orang yang berpuasa
pastilah mulutnya akan mengeluarkan bau yang tidak sedap bagi manusia, sebab
perutnya sedang kosong, akan tetapi, karena hal ini terjadi dalam rangka taat
kepada Allah SWT, maka di sisi Allah SWT adalah lebih wangi daripada bau misik,
sama halnya dengan darah orang yang mati syahid, pada hari kiamat ia akan
menghadap Allah SWT dengan luka-luka yang dideritanya, warnanya warna darah,
namun bau yang dikeluarkannya lebih wangi daripada minyak misik”. (Lathaiful
Ma'arif, h. 277).
Lebih lanjut Ibnu Rajab menjelaskan:"Bau wangi
mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT itu mempunyai dua arti, yaitu:
1) Karena puasa adalah sesuatu yang rahasia antara seorang hamba dengan Allah SWT di dunia, maka di akhirat Allah SWT akan menampakkannya secara terbuka di hadapan semua makhluq.
2) Siapa saja yang taat kepada Allah SWT, lalu dari ketaatannya ini muncul hal-hal yang oleh manusia tidak disukai, maka sesungguhnya segala hal yang muncul darinya yang tidak disukai manusia itu adalah sesuatu yang disukai Allah SWT di akhirat”. (Lathaiful Ma'arif dengan diringkas).
1) Karena puasa adalah sesuatu yang rahasia antara seorang hamba dengan Allah SWT di dunia, maka di akhirat Allah SWT akan menampakkannya secara terbuka di hadapan semua makhluq.
2) Siapa saja yang taat kepada Allah SWT, lalu dari ketaatannya ini muncul hal-hal yang oleh manusia tidak disukai, maka sesungguhnya segala hal yang muncul darinya yang tidak disukai manusia itu adalah sesuatu yang disukai Allah SWT di akhirat”. (Lathaiful Ma'arif dengan diringkas).
b. Setiap hari
para malaikat memintakan pengampunan bagi orang-orang yang berpuasa.
c. Setiap hari
surga berhias dan mempercantik diri dalam rangka menyambut kedatangan
orang-orang yang berpuasa.
d. Pintu-pintu
surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu.
e. Pada bulan
Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa saja
yang mendapatkannya berarti ia telah mendapatkan segala kebaikan dan siapa yang
terhadalang untuk mendapatkannya berarti ia benar-benar orang yang terhadalng
dari segala kebaikan.
Dari Abu
Hurairah -radhiyallahu 'anhu- ia berkata: “Rasulullah –shallallahu 'alaihi wa
sallam- bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang m membawa
berkah, Allah SWT telah mewajibkan puasa pada siang harinya, pintu-pintu surga
di buka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetansyetan dibelenggu, pada bulan ini
ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang terhalang dari
kebaikannya berarti benar-benar terhalang”. (HR. An-Nasa-i).
f. Pada malam
terakhir Ramadhan, Allah SWT memberikan pengampunan kepada orang-orang yang
berpuasa.
g. Pada setiap
malam Ramadhan ada orang-orang yang dibebaskan Allah SWT dari neraka.
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: Dari Abu Hurairah
-radhiyallahu 'anhu- ia berkata: “Rasulullah –shallallahu 'alaihi wa sallam-
bersabda: 'Jika awal Ramadhan tiba, syetan-syetan dan jinjin pembangkang
dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, sehingga tidak satu pun pintu yang
dibuka, dan pintu-pintu surga dibuka, sehingga tidak satupun ditutup, dan ada
seorang penyeru berkumandang: 'Wahai para pencari kebaikan, silakan dating dan
wahai pencari keburukan silakan surut, dan Allah SWT mempunyai orang-orang yang
dimerdekakan dari neraka, dan hal ini terjadi pada setiap malam” (HR.
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
7. Merasakan
bahwa ibadah puasa adalah ibadah yang khas, sebab ia menjadi milik Allah SWT dan Dia-lah
yang akan memberikan pahalanya kepada kita setelah kita berada di surga.
Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: Dari Abu Hurairah -radhiyallahu
'anhu- dari nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Semua amal
manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku
yang akan memberikan balasannya, dan sungguh, bau tidak sedap mulut orang yang
berpuasa di sisi Allah SWT lebih wangi dari pada parfum misik (H.R. Bukhari).
8. Mengetahui
tingkat kesungguhan para sahabat -radhiyallahu 'anhum- dan salaf shalih dalam
meningkatkan ibadah dan segala bentuk ketaatan pada bulan Ramadhan ini.
Pada bulan yang mulia ini para sahabat nabi
berlomba-lomba dalam melakukan berbagai kebaikan, baik dalam bentuk shalat
malam, tilawatil Qur'an, membantu fakir miskin, memberi buka kepada orang-orang
yang berpuasa dan bahkan berjihad fi sabililllah.
9. Mengetahui bahwa
ibadah puasa akan memberi syafaat kepada yang melakukannya
Sebagaimana
telah dijelaskan dalam pembahasan keutamaan keutamaan puasa Ramadhan.
10. Mengetahui
bahwa bulan Ramadhan dalah syahrul Qur'an dan syahrush-shabr (bulan
Al-Qur'an dan bulan kesabaran).
Dengan mengetahui keistimewaan-keistimewaan ini,
niscaya akan terbangun semangat
dan motivasi
kita untuk memperbanyak ibadah pada bulan yang mulia ini.
Allah SWT
berfirman:
خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ
الْمُتَنَافِسُونَ
Dan pada yang
demikian ini hendaklah orang-orang saling berkompetisi [QS. AlMuthaffifin (83)
: 26].
0 comments:
Post a Comment