Islam adalah satu-satunya dien yang diridhoi oleh Allah. Karena dien ini
murni berasal dari Allah, maka banyak banget hal-hal yang selaras dengan fitroh
manusia. Misalnya saja fitroh manusia untuk tampil berani dan anti pengecut.
So, Islam menciptakan banyak sosok-sosok pejuang berjiwa pahlawan ketika
keimanan itu benar-benar meresap dalam diri.
Tak terhitung banyaknya pejuang, pahlawan, syuhada, hero, atau apa pun
sebutan mereka yang rela berkorban jiwa raga demi kejayaan Islam saja.
Kamu pernah dengar motto ‘Hidup Mulia atau Mati Syahid’? Yupz…motto ini keren banget
Kamu pernah dengar motto ‘Hidup Mulia atau Mati Syahid’? Yupz…motto ini keren banget
Pilihan yang ada sama-sama oke, baik dalam kondisi hidup ataupun mati.
Hidup seorang muslim itu harus mulia, tidak boleh terhina sedikit pun juga.
Ketika kemuliaan hidup itu tidak didapatkan, maka pilihan mati pun bukan
sia-sia tapi menjemput kesyahidan.
Yang namanya syahid tentu saja surga donk
imbalannya. Keren banget kan?
Kedua pilihan dalam motto di atas, terkandung makna dalam banget tentang
aktifitas yang harus dilakukan oleh manusia yaitu berjuang.
Berjuang untuk
menjadi mulia dalam hidup atau syahid ketika memang ‘harus’ mati. Mulia dalam
konteks ini bukan berarti seseorang yang kaya raya, rumah mewah dan jabatan
bergengsi. Mulia disini maksudnya adalah mulia dengan Islam dalam segenap aspek
kehidupan. Mulia ketika manusia itu hanya tunduk dan taat pada aturan Allah
saja.
Pilihan kedua yaitu mati syahid. Kesyahidan disini bukan berarti bebas
mengebom rakyat yang tak berdosa seperti yang banyak terjadi di negeri-negeri
muslim. BUKAN. Itu mah salah sasaran.
Kalo mau ngebom, tempat yang tepat adalah
ke Israel yang telah merampas Palestina dan membunuhi banyak kaum muslimin
disana, atau kerap dilakukan mujahidin di chechnya dan negeri muslim yang
sedang di invasi AS dan sekutunya.
Tapi bukan di Indonesia dan mayoritas negeri
muslim yang bukan area perang, maka gak boleh donk seenaknya mengebom dan
membunuh rakyat sipil.
Kesyahidan disini adalah syahid dalam rangka memperjuangan kembalinya
kehidupan Islam yang akan menjalankan seluruh syariat Islam dalam naungan
Daulah Khilafah.
Loh, yang namanya syahid ya pasti berjihad donk, mungkin itu
pikiran kamu.
Mana bisa disebut mati syahid kalau bukan berjihad dalam makna
perang? Ada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan “Penghulu syuhada’ adalah
Hamzah bin Abdul Muthallib
dan orang yang berkata di hadapan seorang penguasa
yang zalim, lalu dia
Memerintahkannya (pada kemakrufan) dan melarangnya
(terhadap kemunkaran), kemudian penguasa itu membunuhnya.” (H.r. al-Hakim)
Wah…ternyata memerintahkan yang makruf dan melarang yang mungkar di hadapan
penguasa yang dzolim bisa meraih ‘gelarl syuhada loh.
Dan aktifitas tersebut ada pada yang namanya berdakwah alias menyeru atau
mengajak Jadi, sebagai remaja muslim, kamu kudu rajin mengajak teman-temanmu,
keluargamu, guru-gurumu dan siapa saja untuk berbuat makruf dan menjauhi
kemungkaran.
Sejak dini, Islam memang mengajarkan pemeluknya untuk menjadi sosok pejuang
yang tangguh. Terbukti kan tidak ada alternatif ketiga misalnya untuk menjadi
pengecut dengan hidup penuh kehinaan, apalagi mati sebagai pecundang.
Ih…naudzubillah. So, tanamkan dalam diri kamu wahai remaja Islam bahwa menjadi
pejuang adalah satu-satunya pilihan untuk menempuh kemuliaan hidup atau
berkalang tanah dengan predikat syuhada, insya Allah
0 comments:
Post a Comment