1. Orang tua berusaha senantiasa berbenah diri atas kekeliruan yang
dilakukan (tidak terbuai dengan kejadian yang telah terjadi, semisal
remaja mereka berada dalam suatu problema narkoba atau sejenisnya),
teruskan usaha optimal dan kian dekat kepada Allah azza wa jalla, supaya
tetap bersama-sama anak mewujudkan keluarga komunikatif, sakinah,
harmonis dan nyaman tenteram anggota-anggota di dalamnya.
2. Sesama orang tua dan guru serta para tokoh masyarakat selalu
bekerja sama mengawasi perkembangan remaja di sekitar kita. Janganlah
mudah emosi ketika ada tetangga yang mengkritik karena anak anda
berduaan di danau yang sepi dengan lawan jenisnya, misal hal seperti itu
terjadi. Dahulu, para orang tua berterima kasih sekali dengan
‘laporan-laporan’ dari tetangga, atau guru di sekolah jika ada prilaku
menyimpang pada anak-anak remajanya.
Bukan untuk dijadikan bahan gossip
atau ejekan, melainkan dengan pengamatan dan pengawasan ini, justru
tanda kepedulian kita semua untuk selalu menjaga anak-anak kita,
menjauhkan mereka dari perjalanan yang salah arah.
3. Anak-anak remaja kita harus selalu diingatkan dengan penuh
kesabaran, mereka diarahkan dalam pemilihan komunitas atau klub-klub
hobi dan bakatnya.
Mereka diarahkan tentang hal mana yang benar dalam
aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta hal mana yang dapat memicu
amarah atau murka Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan lagi-lagi, ingatkan bahwa orang tua pun pernah keliru dan lupa,
bisa saja masa lalu ortu memiliki sikap prilaku menyimpang atau
kenakalan remaja, namun hal penting adalah orang tua sudah berubah
menjadi pribadi yang lebih baik, memperbaiki hubungan dengan Sang Maha
Pencipta. “Semua orang tua pasti menginginkan anak-anak mereka jauh
lebih maju, lebih berprestasi dan berjaya, dibandingkan orang tuanya…”
maka yakinkan kepada anak-anak, ‘orang tua tidak mengizinkan menyetir
mobil karena anak belum punya SIM’ adalah lebih baik dibandingkan
‘berbohong untuk membuat SIM di saat usia belum 17 tahun’.
Orang tua sadar bahwa nilai anak ‘pas-pas-an’ namun jujur dalam ujian
adalah lebih baik dari pada membeli ‘kunci jawaban’ atas soal ujian.
Yakinkan bahwa nilai prestasi dan kejayaan itu terletak pada proses
mempertahankan nilai kebenaran, saat berada dalam kejujuran seperti
contoh kasus tersebut. Sungguh menyedihkan jika orang tua mendukung
anak-anaknya ‘berjualan aurat, menari-nari di hadapan orang ramai’,
sedangkan hati yang jujur pasti mengatakan bahwa hal itu adalah
pelanggaran kepada rambu-rambu Sang Khaliq.
4. Mengarahkan hubungan pertemanan anak-anak kita.
Berteman merupakan perkara lumrah manusia selaku makhluk sosial. Selaku
muslim, kita tetap melihat rambu-rambu Islam dalam setiap sisi hidup
ini.
Anak-anak juga harus selektif dalam berteman… Dalam Bada’iul Fawaid; Ibnul Qayyim rahimahullah membagi teman dalam 4 jenis:
1. Teman bergaul laksana makanan yang tidak dapat ditinggalkan walau sehari pun.
Mereka adalah para ulama’, teman-teman sholeh, Bergaul dengan
kelompok ini membawa keuntungan besar dalam berbekal di dunia hingga
akhirat.
2. Teman bergaul bagaikan obat, yang dibutuhkan kala sakit.
Kita membutuhkan mereka untuk memenuhi keperluan hidup, semisal: rekan kerja, tetangga-tetangga, kerabat.
3. Teman bergaul bagaikan penyakit, dengan berbagai tingkatan dan macamnya.
Berkawan dengannya tidaklah memberikan keuntungan dunia, terlebih lagi akhirat.
Termasuk dalam bagian ini adalah kawan yang malas, tak senang belajar, pembenci, suka ghibah, dan lainnya.
4. Teman bergaul yang membawa kebinasaan, seperti racun bagi kita.
Merekalah para penyeru kesesatan, orang yang gemar berbuat dosa dan
maksiat, tak menangis lagi ketika hadir lantunan quran, berbuat keji
serta yang semisalnya.
Selain itu, tentulah setiap detik orang tua menyematkan doa, minta
kepada Allah ta’ala, semoga anak-anak remaja kita berada dalam
perlindungan terbaikNya, Hanya Dia yang merupakan pembimbing dan
pelindung terbaik bagi kita semua. Perbanyak istighfar, dan mari kita
terus memohon kepadaNya, semoga Allah SWT melimpahkan kekuatan kepada
kita untuk mendidik generasi remaja ini agar masa depan mereka gemilang,
aamiin Yaa Robbal ‘alamiin. Wallohu a’lam bisshowab.
Agar Remaja Kita Tak Salah Arah
Posted by Seputar Remaja on Monday 23 June 2014
Blog, Updated at: 22:40
0 comments:
Post a Comment